DISUSUN OLEH : SAMSUL
HAKIM
15.2.12.5.028
1/D. EKONOMI ISLAM
HADITS NABI SAW TENTANG ANJURAN MENGGUNAKAN
METODE YANG MENGGEMBIRAKAN DALAM MENGAJAR
dapat ditemukan setidaknya di
empat kitab hadits utama sebagai berikut:
1.
Riwayat al-Bukhari
حَدَّثَنَامُحَمَّدُبْنُبَشَّارٍقَالَ
: حَدَّثَنَايَحْيَىبْنُسَعِيدٍقَالَ : حَدَّثَنَاشُعْبَةُ،قَالَ : حَدَّثَنِيأَبُوالتَّيَّاحِ،عَنْأَنَسٍ،عَنِالنَّبِيِّصلىاللهعليهوسلمقَالَ
: يَسِّرُوا،وَلاَتُعَسِّرُواوَبَشِّرُوا،وَلاَتُنَفِّرُوا.
Muhammad bin Basyar menceritakan kepada kami (dengan
berkata) Yahya bin Sa’id menceritakan kepada kami (dengan berkata) Syu’bah
menceritakan kepada kami (dengan berkata) Abu Tayyah menceritakan kepadaku yang
diterima dari Anas dari Nabi SAW. Nabi SAW bersabda: Mudahkanlah (mereka) dan jangan kau persulit, gembirakanlah dan
jangan membuat (mereka) lari (menjauhimu)
2. Riwayat Imam Muslim
حَدَّثَنَاأَبُوبَكْرِبْنُأَبِىشَيْبَةَوَأَبُوكُرَيْبٍ
- وَاللَّفْظُلأَبِىبَكْرٍ - قَالاَحَدَّثَنَاأَبُوأُسَامَةَعَنْبُرَيْدِبْنِعَبْدِاللَّهِعَنْأَبِىبُرْدَةَعَنْأَبِىمُوسَىقَالَكَانَرَسُولُاللَّهِ
-صلىاللهعليهوسلم- إِذَابَعَثَأَحَدًامِنْأَصْحَابِهِفِىبَعْضِأَمْرِهِقَالَبَشِّرُواوَلاَتُنَفِّرُواوَيَسِّرُواوَلاَتُعَسِّرُوا
Abu Bakar bin Abi Syaibah dan
Abu Kuraib –redaksi hadits dari Abu Bakar- menceritakan kepada kami, keduanya
berkata Usamah bercerita kepada kami (yang berasal) dari Buraid bin Abdillah
(yang diterima) dari Abi Burdah (yang
diterima) dari Abu Musa, bahwa ia berkata, pada saat Rasulullah mengutus salah
satu sahabatnya untuk suatu tugas maka Rasulullah bersabda: “Gembirakanlah
(mereka), jangan kau buat mereka lari, mudahkanlah dan jangan mempersulit
(mereka).”
3. Riwayat
Abu Daud
حَدَّثَنَاعُثْمَانُبْنُأَبِىشَيْبَةَحَدَّثَنَاأَبُوأُسَامَةَحَدَّثَنَابُرَيْدُبْنُعَبْدِاللَّهِعَنْجَدِّهِأَبِىبُرْدَةَعَنْأَبِىمُوسَىقَالَكَانَرَسُولُاللَّهِ
-صلىاللهعليهوسلم- إِذَابَعَثَأَحَدًامِنْأَصْحَابِهِفِىبَعْضِأَمْرِهِقَالَبَشِّرُواوَلاَتُنَفِّرُواوَيَسِّرُواوَلاَتُعَسِّرُوا.
Usman bin Abu Syaibah
menceritakan kepada kami (dengan berkata) Abu Usamah menceritakan kepada kami
(dengan berkata) Buraid bin Abdillah menceritakan kepada kami, dari kakeknya
(yang bernama Abu Burdah) yang diterima dari Abu Musa. Abu Musa berkata bahwa
pada saat Rasulullah mengutus salah satu sahabatnya untuk suatu tugas maka
Rasulullah bersabda: “Gembirakanlah (mereka), jangan kau buat mereka lari,
mudahkanlah dan jangan mempersulit (mereka)
4. Riwayat
Ahmad bin Hanbal
حدثناروحقال حدثنا
شعبةسمعتأباالتياحقالسمعتأنسبنمالكيحدثعنالنبيصلىاللهعليهوسلمأنهقال : يسرواولاتعسرواواسكنواولاتنفروا
Rauh bin ‘Ubadah menceritakan
kepada kami, dengan berkata, Syu’bah menceritakan kepada kami (dengan berkata)
aku mendengar Abu Tayyah berkata, aku mendengar Anas bin Malik menceritakan
dari Nabi SAW, bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: “Mudahkanlah (mereka) dan jangan kau persulit, buatlah mereka
tenang dan jangan membuat (mereka) lari (menjauhimu).
B.
Kualitas Hadits
1. Penelitian Sanad
1)
Anas bin Malik (w.83 H)
Nama
lengkapnya adalah Anas bin Malik bin Nadhar bani 'Adi bin al-Najar al-Anshari
Abu Hamzah al-Madani. Anas menjadi khadam (pelayan) Rasulullah selama 10 tahun. Ia menghabiskan
waktu tua sampai saat wafatnya pada tahun 83 H di Bashrah dalam usia 93 tahun.
Anas adalah sahabat Nabi yang
meriwayatkan 1286 hadits, 198 hadits yang disepakati Bukhari dan Muslim, 83
hadits yang diriwayatkan Bukhari sendiri dan 71 hadits diriwayatkan oleh Muslim
sendiri.
2) Abdullah
bin Qais /Abu
Musa (w. 50 H)
Nama
lengkapnya adalah Abdullah bin Qais bin Salim bin Hadhar. Ia merupakan salah
satu sahabat Nabi SAW. Ia wafat di Kufah pada tahun 50 H. Ia meriwayatkan
hadits dari Ubay bin Ka'ab, 'Aisyah, Abdullah bin Utsman, Abdullah bin Mas'ud,
Ali Bin Abi Thalib dan Umar bin Khatab. Seperti halnya Anas bin Malik, Abu Musa
juga tidak diragukan kredibilitasnya dalam meriwayatkan hadits.
3) Yazid
bin Hamid /Abu
al-Tayyah (w.128 H)
Abu
al-Tayyah adalah nama kunyah. Adapun nama aslinya adalah Yazid bin Hamid. Ia
adalah seorang tabi'in yang tinggal di Bashrah namun wafat di Sijistan pada
tahun 128 H. Abu al-Tayyah berguru pada Abu Zur'ah bin 'Amr, Anas bin Malik,
Jabir bin Nauf, Hafs bin Abdillah, Shakhr bin Badr dan sebagainya.
4) 'Amar
bin Abdullah /Abu
Burdah (104 H)
Nama
lengkapnya adalah 'Amar bin Abdullah bin Qais.Ia memiliki laqab Ibnu Abi
Musa al-Asy'ari. Abu Burdah merupakan salah seorang tabi'in yang tinggal di
Kufah dan wafat pada
tahun 104
H. Para syuyuh (gurunya) antara lain: Ubay bin Ka'ab, al-Barra` bin 'Azab,
Khudzaifah bin Yaman, 'Aisyah, Abdurrahman bin Shakhr, Abdullah bin Salam,
Abdullah bin 'Amr bin Khatab, Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash, Abdullah bin Qais,
Ali bin Abi Thalib dan lain-lain.
5) Syu'bah
bin al-Hajjaj bin al-Warad (w. 160 H)
Syu'bah
memiliki nama kunyah Abu Bustham. Ia tinggal di Bashrah dan wafat pada tahun
160 H. Syu'bah termasuk salah satu tabi'in besar yang menjadi imam, muhaddits
dan pengkritik hadits. Guru-gurunya adalah Aban bin Tsa'lab, Ibrahim bin
Suwaid, Ibrahim bin Amir, Abu Ishak, Ibrahim bin Maisaroh, Abu Bakar bin
Abdullah, Abu Bakar bin Mahmud dan sebagainya.
6) Buraid
bin Abdillah
Nama
lengkapnya adalah Buraid bin Abdullah. Tidak ada keterangan kapan ia lahir dan
wafat. Ia meriwayatkan hadits dari 'Amar bin Usamah, 'Amar bin Abdillah dan
Mu'adz bin Jabal. Yahya bin Ma'in, Tirmidzi, al-'Ijliy dan Abu Daud
al-Sijistani menilainya tsiqah. Ibu 'Adiy menilainya shaduq dan
al-Nasa'i menilainya dengan laisa bihi ba'sun(tidak
bermasalah/tidak memiliki cacat).Secara umum Buraid dianggap tsiqah dan hanya
melakukan sedikit kesalahan.
7) Yahya
bin Sa'id (w.198 H)
Nama
lengkapnya, Yahya bin Sa'id bin Farukh al-Qattan al-Tamimy. Ia lahir di Bashrah
tahun 120 H dan wafat 198 H. Yahya bin Sa'id merupakan atba'ut tabi'in. kecil.
Di antara guru-gurunya: Usamah bin Zaid, Asy'ats bin Abd al-Malik, Ja'far
bin Muhammad, Ali bin Husain, Ja'far bin
Maimun, Hasan bin Dzakwan, Husein bin Dzakwan, Hammad bin Salamah bin Dinar,
Humaid bin Ziyad dan sebagainya.
8) Rauh
bin 'Ubadah bin al-'Alaq (w. 205 H)
Ia
memiliki nama kunyah Abu Muhammad. Tinggal dan wafat di Bashrah. Para gurunya antara lain: Usamah
bin Zaid, Israil bin Yunus bin Abi Ishaq, Ismail bin Muslim, Asy'ats bin Abd
al-Malik, Aiman bin Nabil, Bistham bin Muslim, Tsabit bin 'Imarah, Tsaur bin
Yazid, Jarir bin Hazm, Habib bin al-Syahid dan lain-lain.
9) Hammad
bin Usamah /Abu
Usamah (w.201 H)
Ia
adalah Hammad bin Usamah bin Zaid. Seorang tabi'in yang tinggal dan wafat di Kufah pada tahun 201 H.
Di antara guru-gurunya: Ibrahim bin Muhammad bin Haris, Ahwash bin Hakim, Idris
bin Yazid, Usamah bin Zaid, Ismail bin Abi Khalid, Buraid bin Abdillah, Bahz
bin Hakim, Ja'far bin Maimun, Hatim bin Abi Shaghirah, Habib bin al-Syahid,
Zakaria bin Abi Zaidah Khalid dan lain-lain.
10) Muhammad
bin Basyar bin 'Utsman (w.252 H)
Ia
merupakan tabi'u al-tabi'in besar yang memiliki kunyah Abu Bakar. Ia tinggal di
Bashrah dan wafat pada tahun 252 H. Guru-gurunya antara lain: Ibrahim bin 'Amr,
Azhar bin Sa'ad, Ishak bin Yusuf, Umayyah
bin Khalid, Bahaz bin Asad, Ja'far bin 'Aun, Hajjaj bin Munhal, Hafs bin
'Amr, Hammad bin Mas'adah, Salim bin Nauh, Sa;id bin Rabi', Sa'id bin 'Amr,
Salam bin Qutaibah, Sulaiman bin Daud, Sahal bin Yusuf, Sofwan bin 'Isa, 'Ibad
bin Laits dan sebagainya.
11) Muhammad
bin al-'Ala` bin Kuraib /Abu
Kuraib (w.248 H)
Nama
lengkapnya adalah Muhammad bin al-'Ala` bin Kuraib. Ia adalah salah satu
tabi'ut tabi'in yang tinggal di Kufah. Abu Kuraib wafat pada tahun 248 H.
Beberapa gurunya antara lain: Ibrahim bin Ismail, Ibrahim bin Yusuf, Abu Bakar
bin 'Iyasy, Ishaq bin Sulaiman, Ishaq bin Mansur, Ismail bin Ibrahim bin
Ma'qsam, Ismail bin Shabih, al-Aswad bin 'Amr, Bakr bin Abdurrahman, Bakr bin
Yunus dan lain-lain.
12) Abdullah
bin Muhammad /Abu
Bakar bin Abi Syaibah (w.235 H)
Nama
lengkapnya adalah Abdullah bin Muhammad bin Abi Syaibah Ibrahim bin 'Utsman. Ia
adalah tabi'u al-atba' yang tinggal di Kufah dan wafat pada tahun 235 H.
Di antara para gurunya adalah: Abu Bakar bin 'Iyasy, Ahmad bin Ishaq, Ahmad bin
Abdullah bin Yunus, Ahmad bin Abd al-Malik, Ishaq bin Sulaiman, Ishaq bin
Mansur, Ishaq bin Yusuf, Ismail bin Ibrahim bin Maqsam dan lain-lain.
13) 'Usman
bin Abi Syaibah (w. 239 H)
Nama
lengkapnya adalah Usman bin Muhammad bin Ibrahim bin 'Usman. Ia termasuk tabi'u
al-Atba' yang tinggal di Kufah. Guru-gurunya antara lain: Ibrahim bin
Sulaiman Ahmad bin Ishaq, Ahmad bin al-Mufdhil, Ishaq bin Mansur, Ismail bin
Ibrahim bin Muqsam, Ismail bin 'Iyasy, al-Aswad bin 'Amr, Basyar bin
al-Mufdhil, Jarir bin Hazim, Jarir bin Abd al-Hamid, Hatim bin Ismail dan
lain-lain.
Berdasarkan penelitian sanad di atas dapat diketahui
bahwa hadits tentang perintah memudahkan dan menggembirakan dalam mengajar
siswa dari segi sanad adalah bersambung (muttasil) kepada Nabi Muhammad
SAW. Hal tersebut dapat dilihat dari kualitas sanad yang ada serta didukung
oleh adanya periwayat syahid dan muttabi’. Hadits ini dikatakan
memiliki syahid karena perawi di tingkat sahabat Nabi (perawi 1) terdiri lebih
dari dua orang, yaitu Anas bin Malik dan Abdullah bin Qais. Hadits di atas juga
memiliki muttabi’ pada periwayat ke empat dan ke lima. Dengan adanya syahid
dan muttabi’ maka hadits yang kualitas sanadnya sudah baik tersebut akan bertambah kuat untuk dijadikan sumber
rujukan.
Kualitas sanad hadits di atas dikategorikan baik karena
mayoritas penilaian terhadap kualitas para perawi menempati urutan yang tinggi
dengan dibuktikan lafadz tsiqah-tsiqah-tsiqah, tsiqah, tsiqah tsabat, tsiqah
ma`mun, hafiz al-hadits, shaduq dan yang senadayang digunakan oleh para
ulama kritikus hadits. Hanya ada beberapa periwayat yang dinilai la ba`sa
bihi. Memang ada perawi yang dinilai yudallis (pernah menipu), yaitu
penilaian Muhammad bin Sa’ad terhadap Hammad bin Usamah (w. 201 H) pada hadits
jalur Imam Abu Daud, namun Muhammad bin Sa’ad tetap menilai Hammad bin Sa’ad
sebagai perawi yang tsiqah ma’mun karena Hammad yang pernah menipu
tersebut menjelaskan perbuatannya tersebut. Redaksi lengkapnya adalah “tsiqatun
ma`mun, yudallisu wa yubayyinu tadlisahu”. Karena penilaian kritikus hadits
terhadap para perawi hadits di atas mayoritas positif maka hadits di atas
termasuk hadits yang sanadnya shahih. Kesimpulan ini berdasarkan kaidah al-akhdzu
li al-ta’dil (yang diambil sebagai patokan adalah yang menilai positif).
2.
Penelitian Matan
Matan hadits
tentang perintah memudahkan dan
menggembirakan dalam mengajar lewat jalur periwayatan Imam Muslim sama persis
dengan yang diriwayatkan lewat jalur Abu Daud. Sedangkan matan hadits pada
jalur periwayatan Bukhari memiliki kemiripan dengan riwayat pada jalur Ahmad
bin Hanbal. Perbedaan tampak pada
penggunaan lafadz basysyiruu pada jalur Bukhari, sementara pada jalur
Ahmad bin Hanbal menggunakan lafadz askinuu.Matan hadits pada jalur Imam
Muslim dan Abu Daud juga memuat keterangan tentang siapa yang diperintah untuk
memudahkan dan menggembirakan dalam mengajar (berdakwah), yaitu seorang sahabat
yang ditugaskan untuk suatu urusan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar